Rabu, Juli 2, 2025
Blog Al Majdi Indonesia
  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Internasional
  • Update Palestina
  • Penyaluran
  • Publikasi
    • Artikel
  • Mari Berdonasi
No Result
View All Result
DONASI
  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Internasional
  • Update Palestina
  • Penyaluran
  • Publikasi
    • Artikel
  • Mari Berdonasi
No Result
View All Result
Blog Al Majdi Indonesia
No Result
View All Result
Home Berita Internasional

Dokter Gaza amputasi kaki keponakannya di meja dapur tanpa anestesi

Admin by Admin
22/01/2024
in Internasional, Berita
A A
0
Dokter Gaza amputasi kaki keponakannya di meja dapur tanpa anestesi
0
SHARES
6
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Serangan gencar Israel terhadap Jalur Gaza yang terkepung meninggalkan jejak kehancuran yang besar dan penderitaan yang mengerikan bagi masyarakat di wilayah kantong tersebut.

Pada 19 Desember, rumah keluarga Bseiso menjadi sasaran serangan artileri Israel, yang secara tragis melukai Ahed, 16, yang menderita luka parah di kakinya.

RelatedPosts

Laporan Terbaru : Lebih Dari 20.000 Anak Tertimbun, Terperangkap, Ditahan, Hilang di Tengah Perang Gaza

UNRWA : Pertempuran di Gaza Terus Berlanjut Meski Ada Pengumuman ‘Penghentian Sementara’ dari Israel

Meski lokasi rumahnya dekat dengan Rumah Sakit Al-Shifa, yang hanya berjarak lima menit, namun akibat blokade yang diberlakukan Israel membuat Ahed tidak mungkin mencapai rumah sakit tepat waktu.

Dalam keadaan yang mengerikan itu, Dr. Hani Bseiso, paman Ahed dan seorang Ahli Bedah Ortopedi di Rumah Sakit Al-Shifa, berhadapan dengan situasi yang tidak terbayangkan ketika menemukan keponakannya dalam kondisi cedera parah di kakinya.

Dr. Hani terpaksa melakukan operasi medis darurat tanpa anestesi atau peralatan yang memadai, dia mengamputasi kaki kanan Ahed di atas meja dapur menggunakan peralatan seadanya dan perlengkapan dari dapur.

Setelah penarikan pasukan Israel, Ahed mencari pertolongan medis, dan pamannya terus memberikan perawatan di rumah.

Ahli Bedah Dr. Hani membagikan pengalamannya dikurung di rumah selama 22 hari, kesulitan yang dihadapi selama pengepungan pasukan Israel, dan kejadian memilukan yang terjadi pada 19 Desember.

Penjelasan dari Dr. Hani menyoroti tantangan yang dihadapi oleh para pekerja kesehatan di Gaza selama masa perang.

Dr. Hani menceritakan kembali operasi yang sulit tersebut, dengan mengatakan, “Saya tidak dapat melupakan apa yang telah saya saksikan. Ahed mulai kehilangan kesadaran. Saya menemukannya dengan kaki kiri patah, kaki kanan diamputasi, menempel pada kulit, saraf, dan otot. Sekarang, keputusan harus diambil; entah aku membiarkan Ahd kehilangan kesadaran atau mencoba menyelamatkannya dengan apapun yang ada di hadapannya.”

“Setiap dokter memiliki tas medis. Saya menyuruh mereka untuk membawakan tas saya. Sayangnya, saya hanya menemukan sedikit kain kasa, tidak disterilkan, dan selotip medis. Saya berpikir, apa yang saya perlu mengikat kakinya?”

“Saya menemukan seember air sabun dengan spons untuk dibersihkan. Saya membersihkan arteri, dan nadi. Saya memberi diri saya waktu maksimal lima hari untuk menyelamatkan Ahed dengan antibiotik dan obat penghilang rasa sakit yang saya miliki.”

Dokter itu menyampaikan penyesalannya karena tidak melakukan evakuasi ketika diinstruksikan, dan menekankan dedikasi para dokter untuk melayani komunitas mereka bahkan ketika menghadapi kesulitan yang ekstrim.

“Saya berharap tidak ada yang mengalami apa yang kami alami karena ini sangat sulit. Sangat-sangat menantang untuk mengamputasi kaki tanpa anestesi, tanpa peralatan apa pun. Pilihan yang lebih baik adalah gadis itu bisa bertahan,” kata dokter.

Dia menyerukan kepada dunia untuk menghentikan perang brutal di Gaza.

“Dukunglah kami untuk mengakhiri perang, ambil pelajaran dari perang ini, karena perang ini tidak meninggalkan apa pun. Baik kami maupun mereka tidak memperoleh manfaat apa pun darinya.”

“Selama lebih dari seratus hari, orang-orang sekarat di kedua sisi. Maksudnya itu apa? Saya percaya pesan ini telah sampai kepada semua orang bahwa dalam perang ini, tidak ada pemenang, yang ada hanyalah pecundang. Cukup untuk kita semua,” tukas dia.

Ahed, gadis Gaza yang tangguh, menceritakan penderitaannya, kondisi saat rumah mereka runtuh, membuatnya terjebak di bawah reruntuhan.

Pemikiran cepat pamannya untuk melakukan operasi medis darurat telah menyelamatkan nyawanya, namun dia menanggung rasa sakit dan tekanan psikologis yang tak terbayangkan pada hari-hari berikutnya.

“Saya tidak bisa menyuruh mereka memberi saya anestesi atau menyuruh mereka memberikan pereda nyeri. Mereka menyuruhku untuk bersabar, bertahan, dan itu lebih baik dari yang lain,” ujar Ahed.

“Ada orang-orang yang anggota tubuhnya diamputasi, dan saya berkata, ‘Alhamdulillah, saya lebih baik dari mereka.’ Setiap hari adalah tantangan, tapi saya terus berkata, ‘Alhamdulillah, saya lebih baik dari yang lain,” imbuh dia.

Meski mengalami kesulitan, permohonan Ahed kepada dunia jelas: akhiri perang dan cegah hilangnya lebih banyak nyawa tak berdosa.

Dia mendesak adanya intervensi global dan pertolongan bagi masyarakat Gaza, serta menekankan bahwa penderitaan yang dialami para pemuda Gaza, yang kehilangan anggota tubuh mereka, tidak boleh diabaikan.

“Apa yang kalian tunggu? Saya mendesak seluruh dunia, tunggu apa lagi? Kalian tidak tahu bagaimana menghentikan perang, dan kalian tidak tahu bagaimana mengakhiri penderitaan. Ada anak-anak muda di Gaza yang kehilangan anggota tubuh mereka. Saya telah menjadi salah satu dari mereka,” tutur Ahed.

Pesan kuat Ahed yang menyerukan dunia berempati terhadap masyarakat Gaza, mendesak mereka untuk membayangkan rasa sakit dan penderitaan yang dialami oleh keluarga seperti dia.

Ketahanan masyarakat Gaza, bahkan dalam menghadapi kasus kematian yang tinggi, mendorong seruan bagi umat manusia untuk bertindak dan mengakhiri konflik yang sedang berlangsung.

Ketika komunitas internasional menyaksikan peristiwa tragis ini, seruan mendesak warga Gaza kepada dunia: Apa yang Anda tunggu? Penderitaan rakyat Gaza menuntut tindakan, belas kasihan, dan diakhirinya siklus kekerasan.

Source : Anadolu Agency

Tags: gazapalestina
Previous Post

PBB : Tragedi Gaza Menodai Kemanusiaan Kita Bersama

Next Post

Penyaluran bantuan Sembako Makanan Pokok dan Santunan Tunai

Next Post
penyaluran bantuan Sembako Makanan Pokok dan Santunan Tunai

Penyaluran bantuan Sembako Makanan Pokok dan Santunan Tunai

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Berita Terkini: Korban Agresi Israel Meningkat Menjadi Lebih Dari 27 Ribu Orang Syahid

Korban Agresi Israel Meningkat Menjadi Lebih Dari 27 Ribu Orang

24/12/2023
Kesaksian mengejutkan dari Rumah Sakit Al-Shifa

Kesaksian mengejutkan dari Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza: Pemerkosaan, pembunuhan, dan seluruh keluarga dibakar hidup-hidup

25/03/2024
korban gaza

Setidaknya 17.177 orang meninggal akibat serangan Israel di Gaza

09/12/2023
Secercah Harapan di Gaza: Yayasan Al Majdi Indonesia Salurkan Air Bersih dan Instalasi Water Station

Secercah Harapan di Gaza: Yayasan Al Majdi Indonesia Salurkan Air Bersih dan Instalasi Water Station

23/06/2024
Indonesia Kecam Serangan Israel Ke Rumah Sakit Gaza

Indonesia Kecam Serangan Israel Ke Rumah Sakit Gaza

0
Dubes: Warga Palestina Berterima Kasih dan Bangga ke Indonesia

Dubes: Warga Palestina Berterima Kasih dan Bangga ke Indonesia

0
Al-Quran dan Hadits: Dua Pedoman dalam Menyandarkan Agama Islam

Al-Quran dan Hadits: Dua Pedoman dalam Menyandarkan Agama Islam

0
Fadhilah Surat-Surat dalam Al-Qur’an

Fadhilah Surat-Surat dalam Al-Qur’an

0
Semangat Baru Belajar Islam: Soft Launching Program Sore Mengaji di Tongkrongan Dakwah

Semangat Baru Belajar Islam: Soft Launching Program Sore Mengaji di Tongkrongan Dakwah

29/06/2024
Al Majdi Indonesia Salurkan 22.000 Liter Air Bersih di Gaza Utara

Al Majdi Indonesia Salurkan 22.000 Liter Air Bersih di Gaza Utara

27/06/2024
Laporan Terbaru : Lebih Dari 20.000 Anak Tertimbun, Terperangkap, Ditahan, Hilang di Tengah Perang Gaza

Laporan Terbaru : Lebih Dari 20.000 Anak Tertimbun, Terperangkap, Ditahan, Hilang di Tengah Perang Gaza

25/06/2024
Secercah Harapan di Gaza: Yayasan Al Majdi Indonesia Salurkan Air Bersih dan Instalasi Water Station

Secercah Harapan di Gaza: Yayasan Al Majdi Indonesia Salurkan Air Bersih dan Instalasi Water Station

23/06/2024

Recent News

Semangat Baru Belajar Islam: Soft Launching Program Sore Mengaji di Tongkrongan Dakwah

Semangat Baru Belajar Islam: Soft Launching Program Sore Mengaji di Tongkrongan Dakwah

29/06/2024
Al Majdi Indonesia Salurkan 22.000 Liter Air Bersih di Gaza Utara

Al Majdi Indonesia Salurkan 22.000 Liter Air Bersih di Gaza Utara

27/06/2024
Laporan Terbaru : Lebih Dari 20.000 Anak Tertimbun, Terperangkap, Ditahan, Hilang di Tengah Perang Gaza

Laporan Terbaru : Lebih Dari 20.000 Anak Tertimbun, Terperangkap, Ditahan, Hilang di Tengah Perang Gaza

25/06/2024
Secercah Harapan di Gaza: Yayasan Al Majdi Indonesia Salurkan Air Bersih dan Instalasi Water Station

Secercah Harapan di Gaza: Yayasan Al Majdi Indonesia Salurkan Air Bersih dan Instalasi Water Station

23/06/2024
Blog Al Majdi Indonesia

Adalah lembaga Sosial yang Amanah, Profesional, serta Transparan yang Fokus pada Program Seputar Al-Qur'an dan Amal Kemanusiaan dalam rangka bersama-sama untuk menggapai 'Izzah.

Follow Us

  • Beranda
  • Berita
  • Update Palestina
  • Penyaluran
  • Publikasi
  • Mari Berdonasi

© 2023 Al Majdi Indonesia - web by RofiqFaiz.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Internasional
  • Update Palestina
  • Penyaluran
  • Publikasi
    • Artikel
  • Mari Berdonasi

© 2023 Al Majdi Indonesia - web by RofiqFaiz.